Pejabat Itu Bukan Raja Tapi Pelayan: Perspektif Islam
Pendahuluan
Dalam pandangan Islam, jabatan bukanlah simbol kekuasaan, melainkan amanah yang berat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Seorang pejabat bukanlah raja yang berhak dipatuhi secara mutlak, tetapi pelayan masyarakat yang harus menegakkan keadilan dan kesejahteraan umat. Ketika jabatan digunakan untuk kesombongan dan penindasan, maka ia berubah menjadi alat dosa dan kehancuran.
1. Jabatan Adalah Amanah, Bukan Kekuasaan
Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.
Dalil Hadis:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»
(رواه البخاري ومسلم)
Artinya:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa jabatan bukan kehormatan untuk diagungkan, melainkan amanah yang akan ditanya oleh Allah di hari kiamat. Maka pejabat yang merasa dirinya raja sejatinya telah melanggar esensi kepemimpinan Islam.
2. Pemimpin adalah Pelayan Rakyat
Dalam Islam, pemimpin disebut khadim al-ummah (pelayan umat). Rasulullah ﷺ adalah contoh tertinggi: beliau tidak hidup mewah, tidak memerintah dengan tangan besi, bahkan melayani umatnya dengan kasih sayang.
Dalil Hadis:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«سَيِّدُ الْقَوْمِ خَادِمُهُمْ»
(رواه أبو نعيم في الحلية)
Artinya:
“Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.”
(HR. Abu Nu‘aim dalam Hilyat al-Awliyā’)
Makna hadis ini menegaskan bahwa kedudukan sejati seorang pejabat di mata Allah bukan diukur dari kekuasaannya, tetapi dari seberapa besar pengabdiannya kepada masyarakat.
3. Dosa Menggunakan Jabatan untuk Kekuasaan dan Kesombongan
Islam mengecam keras mereka yang menjadikan jabatan sebagai alat untuk memperkaya diri, menindas rakyat, atau memperlihatkan kekuasaan.
Dalil Al-Qur’an:
﴿تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ﴾
(سورة القصص: 83)
Artinya:
“Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di bumi dan tidak berbuat kerusakan. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Qashash [28]: 83)
Ayat ini memperingatkan bahwa mencari jabatan demi ‘uluwwan fil-ardh (ketinggian, kekuasaan, kehormatan dunia) termasuk perbuatan yang dibenci Allah. Sebaliknya, pejabat yang ikhlas melayani dan takut kepada Allah akan mendapat keberkahan dalam jabatannya.
4. Amanah Jabatan adalah Ujian Berat
Rasulullah ﷺ bahkan memperingatkan agar tidak meminta jabatan karena tanggung jawabnya amat besar.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي؟
فَقَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ، وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ، وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا»
(رواه مسلم)
Artinya:
Dari Abu Dzar, ia berkata: “Aku berkata: Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mengangkatku (menjadi pejabat)?” Beliau bersabda:
“Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan jabatan itu adalah amanah; ia menjadi kehinaan dan penyesalan di hari kiamat, kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan benar dan menunaikan kewajiban di dalamnya.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa jabatan bukanlah sarana gengsi, melainkan ujian kejujuran, amanah, dan pelayanan.
5. Fenomena Kontemporer dan Analisis
Fenomena pejabat yang memerintah dengan gaya raja masih sering kita jumpai: hidup bermewah-mewah, jauh dari rakyat, dan menuntut penghormatan berlebihan. Padahal, gaya hidup demikian bertentangan dengan prinsip khidmah (pelayanan) dalam Islam.
Dalam pandangan sosiolog Islam, kekuasaan tanpa pengabdian hanya melahirkan alienasi sosial dan krisis kepercayaan publik. Sedangkan dalam etika dakwah, pejabat yang melayani dengan keikhlasan menjadi teladan moral bagi masyarakatnya.
6. Solusi dan Penegasan
Islam menuntun agar pejabat meneladani Rasulullah ﷺ dan para khulafaur rasyidin: rendah hati, dekat dengan rakyat, dan adil. Jabatan harus dilihat sebagai sarana ibadah dan ladang amal, bukan tahta kekuasaan.
Jika jabatan dijalankan dengan amanah, ia menjadi wasilah menuju surga; namun jika disalahgunakan, ia menjadi jalan menuju neraka.
Penutup
Pejabat sejati dalam Islam bukanlah yang berkuasa atas rakyatnya, tetapi yang berkhidmat kepada rakyatnya demi ridha Allah. Jabatan hanyalah sarana, bukan tujuan. Maka marilah kita menegakkan amanah, menolak kesombongan, dan menjadikan jabatan sebagai ibadah sosial demi kemaslahatan umat.
Daftar Pustaka / Catatan Kaki
Shahih al-Bukhari, Kitab al-Jum‘ah, no. 893; Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, no. 1829.
Abu Nu‘aim al-Ashfahani, Hilyat al-Awliyā’, juz 6, hlm. 67.
Al-Qur’an, Surat Al-Qashash [28]: 83.
Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, no. 1825.


Posting Komentar