Mensyukuri Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan di Era Digital


Mensyukuri Jasa Para Pahlawan Kemerdekaan di Era Digital

Kategori: Renungan Kebangsaan dan Keislaman

---

Pendahuluan

Kemerdekaan yang dinikmati bangsa Indonesia hari ini bukanlah hadiah, tetapi hasil perjuangan panjang para pahlawan yang rela mengorbankan harta, tenaga, bahkan nyawa demi tegaknya keadilan dan kedaulatan. Di era digital, tantangan mensyukuri jasa para pahlawan tidak lagi dalam bentuk mengangkat senjata, melainkan menjaga nilai-nilai perjuangan dan mengamalkannya dalam kehidupan sosial, moral, dan digital.

Allah Swt. berfirman:

«ÙˆَاشْÙƒُرُوا Ù†ِعْÙ…َتَ اللَّÙ‡ِ Ø¥ِÙ†ْ ÙƒُÙ†ْتُÙ…ْ Ø¥ِÙŠَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan bersyukurlah kamu kepada nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya menyembah.”

(QS. An-Nahl [16]: 114)»

Ayat ini menegaskan pentingnya mensyukuri nikmat Allah, termasuk nikmat kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan.

---

Makna Syukur terhadap Jasa Pahlawan

Mensyukuri jasa pahlawan berarti:

1. Mengenang dan menghormati pengorbanan mereka.

Rasulullah ï·º bersabda:

«Ù…َÙ†ْ Ù„َا ÙŠَØ´ْÙƒُرُ النَّاسَ Ù„َا ÙŠَØ´ْÙƒُرُ اللَّÙ‡َ

“Siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.”

(HR. Tirmidzi no. 1954)»

Menghargai jasa para pahlawan termasuk bagian dari syukur kepada Allah.


2. Melanjutkan perjuangan mereka dalam bentuk modern.

Jika dulu perjuangan berbentuk fisik melawan penjajahan, kini perjuangan itu berbentuk moral dan intelektual: melawan kebodohan, korupsi, hoaks, kemalasan, dan hedonisme digital.

3. Menjaga persatuan dan nilai luhur bangsa.

Pahlawan berjuang demi persatuan; maka menyebar ujaran kebencian di media sosial atau memperuncing perbedaan berarti mengkhianati semangat mereka.


---


Era Digital: Ladang Baru untuk Berjuang

Era digital membuka peluang besar untuk melanjutkan semangat juang dengan cara baru:

- Dakwah digital: menggunakan media sosial untuk menyebarkan nilai keislaman, nasionalisme, dan moral.

- Literasi digital: melawan kebodohan dan hoaks melalui konten edukatif yang mencerahkan.

- Etika digital: menghindari fitnah, pornografi, dan ujaran kebencian yang merusak akhlak bangsa.

Dengan kata lain, pahlawan era digital bukan yang membawa senjata, tetapi yang membawa pena, ide, dan konten yang bermanfaat bagi umat dan negara.

---

Pandangan Ulama dan Cendekiawan

KH. Ahmad Dahlan mengingatkan bahwa perjuangan sejati adalah memerangi kebodohan dan kemalasan. 

Buya Hamka menulis:

«“Kemerdekaan tanpa akhlak hanyalah kebebasan tanpa arah.”»

Artinya, mensyukuri kemerdekaan harus diwujudkan dengan amal shalih, tanggung jawab moral, dan kepedulian sosial.

---

Penutup

Mensyukuri jasa pahlawan di era digital bukan sekadar mengibarkan bendera atau menghadiri upacara, tetapi dengan menjaga nilai-nilai perjuangan: jujur, amanah, disiplin, dan berjuang melalui ilmu serta akhlak.

Setiap unggahan, komentar, dan tindakan di dunia maya adalah cermin rasa syukur kita terhadap perjuangan mereka.

«“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.”

(Ir. Soekarno)»

---

Daftar Pustaka

1. Al-Qur’an al-Karim, QS. An-Nahl [16]: 114.

2. HR. Tirmidzi no. 1954.

3. Hamka, Lembaga Budi, Jakarta: Bulan Bintang, 1983.

4. KH. Ahmad Dahlan, Risalah Perjuangan, Yogyakarta: Muhammadiyah Press, 1921.

5. Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi, Jakarta: Panitia Penerbitan, 1964.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama