Gelisah, Khawatir, dan Rasa Takut Tak Akan Hilang Kecuali dengan Taubat, Iman, dan Amal Shalih
(Refleksi Qur’ani: QS. Maryam [19]: 60)
---
Pendahuluan
Kegelisahan, kekhawatiran, dan rasa takut merupakan penyakit batin yang sering melanda manusia modern. Banyak orang mencari ketenangan melalui harta, hiburan, atau kekuasaan, namun tetap merasa kosong di hati. Islam menegaskan bahwa ketenangan sejati hanya lahir dari hubungan yang benar dengan Allah ﷻ melalui taubat, iman, dan amal shalih.
Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
«إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا
“Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih; maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dizalimi sedikit pun.”
(QS. Maryam [19]: 60) [^1]»
Ayat ini menegaskan bahwa kunci keselamatan — dunia dan akhirat — terletak pada taubat, iman, dan amal shalih. Tiga hal ini pula yang menjadi obat bagi jiwa yang gundah.
---
1. Taubat: Kembali kepada Allah dengan Penyesalan dan Perubahan
Taubat adalah langkah awal penyembuhan hati. Dalam istilah syar’i, taubat berarti meninggalkan dosa karena takut kepada Allah, menyesali perbuatan, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
Allah ﷻ berfirman:
«وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
(QS. An-Nur [24]: 31) [^2]»
Rasulullah ﷺ bersabda:
«كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak Adam banyak berbuat dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”
(HR. Tirmidzi no. 2499) [^3]»
Taubat yang tulus menenangkan hati, karena ia mengembalikan manusia pada fitrah sucinya. Orang yang bertaubat sejati merasa ringan, lapang, dan tidak lagi dibebani rasa bersalah.
---
2. Iman: Sumber Ketenangan dan Keberanian Hati
Iman adalah pondasi bagi ketenangan jiwa. Orang yang beriman yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah ﷻ, sehingga tidak mudah gelisah terhadap takdir.
Allah ﷻ berfirman:
«الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d [13]: 28) [^4]»
Dalam hadits Qudsi, Allah ﷻ berfirman:
«أَنَا عِندَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَإِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ بِي شَرًّا فَلَهُ
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku; jika ia berprasangka baik, maka baginya kebaikan; jika ia berprasangka buruk, maka baginya keburukan.”
(HR. Ahmad no. 8598) [^5]»
Iman menumbuhkan sikap tawakal, qana’ah, dan ridha atas ketentuan Allah — tiga hal yang mengusir kecemasan dari hati.
---
3. Amal Shalih: Bukti Keimanan dan Penenang Hati
Setelah taubat dan iman, amal shalih menjadi bukti nyata dari perubahan jiwa. Amal shalih bukan sekadar ibadah ritual, tetapi mencakup seluruh perbuatan baik yang diridhai Allah.
Allah ﷻ berfirman:
«مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan Kami akan beri balasan dengan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
(QS. An-Nahl [16]: 97) [^6]»
Amal shalih memberi kepuasan spiritual yang tak bisa dibeli dengan materi. Ia mendamaikan hati karena pelakunya merasa dekat dengan Allah dan berguna bagi sesama.
---
Kesimpulan
Kegelisahan dan ketakutan yang menimpa manusia bukan hanya masalah psikologis, melainkan juga spiritual. Allah telah memberikan resep penyembuhnya melalui QS. Maryam ayat 60 — yaitu dengan bertaubat, beriman, dan beramal shalih.
Taubat membersihkan dosa, iman menenangkan hati, dan amal shalih memperindah hidup. Maka, siapa pun yang mengamalkan tiga hal ini dengan ikhlas akan memperoleh ketenangan yang hakiki — di dunia dan akhirat.
---
Daftar Pustaka / Footnote
[^1]: Al-Qur’an, Surah Maryam [19]: 60.
[^2]: Al-Qur’an, Surah An-Nur [24]: 31.
[^3]: HR. Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, no. 2499.
[^4]: Al-Qur’an, Surah Ar-Ra’d [13]: 28.
[^5]: HR. Ahmad, Musnad Ahmad, no. 8598.
[^6]: Al-Qur’an, Surah An-Nahl [16]: 97.


Posting Komentar