Bahaya Bergaul dengan Penjilat dan Penghalal Segala Cara
Versi Ilmiah – Buletin Dakwah Kontemporer
Pendahuluan
Dalam kehidupan sosial dan profesional, selalu ada tipe manusia yang mencari muka (penjilat) dan bahkan menghalalkan segala cara demi ambisi pribadi. Islam memandang dua karakter ini sebagai ancaman moral karena merusak integritas individu, meruntuhkan keadilan sosial, dan menyebabkan kehancuran kepemimpinan. Artikel ini membahas bahaya bergaul dengan mereka berdasarkan dalil Al-Qur’an, hadis, penjelasan ulama klasik–kontemporer, serta analisis sosial modern.
1. Definisi: Penjilat dan Penghalal Segala Cara
Penjilat (al-Mudāhin / al-Mumālaqah)
Ialah orang yang memberikan pujian palsu, dukungan tanpa kejujuran, serta tampakkan loyalitas demi keuntungan pribadi, bukan karena kebenaran.
Penghalal Segala Cara (utilitarian tanpa moral)
Orang yang menghalalkan kecurangan, kebohongan, manipulasi, dosa, dan kezhaliman demi tercapainya tujuan duniawi.
Keduanya termasuk kelompok yang disebut ulama sebagai “ṣuḥbah al-sū’” — pergaulan buruk.
2. Dalil Al-Qur’an dan Hadis
(1) Larangan mengikuti orang yang rusak moralnya
﴿وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا﴾
“Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, yang menuruti hawa nafsunya, dan urusannya penuh penyimpangan.” (QS. Al-Kahf: 28)¹
Ayat ini melarang berdekatan apalagi mengikuti orang yang hidupnya hanya digerakkan ambisi dan kelicikan.
(2) Pergaulan buruk merusak identitas dan moral
﴿الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ﴾
“Pada hari itu, para sahabat karib menjadi musuh bagi satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)²
Ulama menjelaskan: teman buruk itu kelak menjadi musuh karena merekalah yang menjerumuskan.
(3) Perumpamaan teman buruk seperti peniup besi api
Nabi ﷺ bersabda:
«وَمِثَلُ جَلِيسِ السُّوءِ كَنَافِخِ الْكِيرِ»
“Perumpamaan teman buruk seperti peniup besi: ia bisa membakar pakaianmu atau memberimu bau yang tidak sedap.”³
Penjilat dan manipulatif menularkan sifatnya: kebohongan, munafik, kepalsuan, dan fanatisme buta.
(4) Pujian palsu adalah kehancuran moral
Nabi ﷺ ketika melihat seseorang memuji berlebihan, beliau bersabda:
«وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ»
“Celakalah engkau! Engkau telah memotong leher saudaramu (dengan pujian yang berlebihan)!”⁴
Ini adalah gambaran penjilat: memuji demi kepentingan, bukan demi kebenaran.
3. Bahaya Bergaul dengan Penjilat dan Penghalal Segala Cara
1) Merusak Integritas dan Kepribadian
- Sifat penjilat membuat seseorang terbiasa menilai sesuatu bukan dari benar–salah, tetapi dari untung–rugi pribadi.
- Lingkungan ini mematikan keberanian menyampaikan kebenaran (amar ma’ruf) dan menjauhi kemungkaran.
2) Menularnya Sifat Munafik
Penghalal segala cara akan mempengaruhi:
- kebiasaan berbohong,
- manipulasi informasi,
- membenarkan kebijakan zhalim,
- dan memanfaatkan agama untuk kepentingan dunia.
Nabi ﷺ menyebut sifat ini sebagai ciri kemunafikan.
3) Menjerumuskan ke dalam dosa struktural
Dosa bukan hanya individual, tetapi juga sistemik:
- praktik kecurangan,
- nepotisme,
- pengkhianatan tugas,
- kerjasama dalam kezaliman.
Allah berfirman:
﴿وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ﴾
“Janganlah kalian bekerja sama dalam dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2)⁵
Penjilat biasanya membangun lingkaran “paket dosa” bersama tuannya.
4) Merusak Kepemimpinan dan Negara
Para ahli etika politik menyebut kelompok penjilat sebagai:
Pemimpin yang dikelilingi penjilat akan:
- gagal menerima kritik,
- mengambil keputusan berdasarkan laporan palsu,
- berani berbuat zalim karena merasa dipuji dan dibenarkan.
Hal ini tercela dalam syariat dan ditolak oleh ulama seperti Ibn Taimiyyah, Al-Mawardi, dan Ibn Khaldun.
5) Hilangnya Keberkahan Hidup
Lingkungan penuh kepalsuan menghasilkan:
- hati yang keras,
- pikiran sesat,
- tidak merasa bersalah atas dosa,
- hidup penuh kecemasan dan ketidakstabilan.
Ulama berkata:
“Al-jalīsu s-sū’ yu’mī al-baṣīrah wa yu’mītu al-qalb.”
“Teman buruk itu membutakan hati dan mematikan nurani.”
4. Pedoman Syariat Menghindari Mereka
1) Pilih teman yang jujur dan taat
Nabi ﷺ bersabda:
«لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا»
“Jangan engkau berteman kecuali dengan orang beriman.”⁶
2) Jauhi pujian palsu
- Jangan memuji kecuali dengan fakta dan tujuan nasihat.
3) Berani berkata benar
Nabi ﷺ:
«أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ»
“Jihad paling utama adalah berkata benar di hadapan penguasa zalim.”⁷
4) Bangun integritas pribadi
Dengan:
- kejujuran,
- amanah,
- tidak menjilat atasan atau tokoh agama,
- tidak membenarkan kebohongan meski mendapat keuntungan.
Kesimpulan
Bergaul dengan penjilat dan penghalal segala cara bukan hanya mematikan integritas pribadi, tetapi juga merusak struktur sosial, pemerintahan, dan moral bangsa. Syariat sangat menekankan pentingnya memilih lingkungan yang sehat, jujur, dan amanah. Kebenaran tidak memerlukan pujian palsu, dan kepemimpinan tidak boleh tumbuh di atas kepalsuan.
Catatan Kaki
- Tafsir Al-Kahf: 28, Ibn Katsir.
- Tafsir Az-Zukhruf: 67, Al-Qurthubi.
- HR. Bukhari no. 5534, Muslim no. 2628.
- HR. Muslim no. 3000.
- Tafsir QS. Al-Ma’idah: 2, Ibn Katsir.
- HR. Tirmidzi no. 2395.
- HR. Abu Dawud no. 4344, dinilai sahih oleh Al-Albani.
Referensi
- Ibn Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim.
- Al-Mawardi, Adab ad-Dunya wa ad-Din.
- Ibn Taimiyyah, Majmu’ Fatawa.
- Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin & Syarh Shahih Muslim.
- Ibn Khaldun, Muqaddimah.
- Ensiklopedia Akhlak Islam Kontemporer.


Posting Komentar