Sibuk Berdebat di Chat Grup lebih baik menulis nasehat di media sosial


 

“Sibuk Berdebat di Chat Grup lebih baik menulis nasehat di media sosial”, disertai dalil Al-Qur’an dan Hadis, pendapat ulama dan para ahli, serta contoh nyata:


🕌 1. Pengantar

Berdebat di chat grup sering kali tidak membawa manfaat, bahkan menimbulkan permusuhan dan kebencian. Sebaliknya, menulis nasehat bijak di media sosial dapat menjadi amal jariyah karena dibaca banyak orang, menenangkan hati, dan menebar kebaikan tanpa harus berdebat.


📜 2. Dalil Al-Qur’an

a. Larangan berdebat tanpa manfaat

Allah Ta’ala berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُّنِيرٍ
“Dan di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab yang memberi cahaya.”
(QS. Al-Hajj: 8)

🩵 Makna:
Berdebat tanpa dasar ilmu hanya menimbulkan kekacauan, bukan pencerahan. Banyak perdebatan di grup justru menambah dosa lisan, bukan pahala amal.


b. Seruan untuk berkata baik

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.”
(QS. Al-Baqarah: 83)

📘 Penjelasan:
Menulis nasehat lembut dan santun di media sosial termasuk bagian dari berkata baik yang memberi manfaat bagi banyak orang.


🌿 3. Hadis Nabi SAW

a. Larangan memperpanjang debat

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلَّا أُوتُوا الْجَدَلَ
“Tidaklah suatu kaum tersesat setelah mereka diberi petunjuk, kecuali karena mereka gemar berdebat.”
(HR. Tirmidzi, no. 3253)

💡 Makna:
Kebiasaan berdebat menandakan berpaling dari hidayah. Maka, lebih baik menyampaikan kebenaran dengan tulisan bijak daripada berdebat yang menimbulkan permusuhan.


b. Keutamaan diam dan berkata baik

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

📖 Makna:
Jika perdebatan tidak membawa kebaikan, maka diam lebih utama. Namun menulis nasehat yang baik di media sosial termasuk berkata baik yang berpahala.


🧠 4. Pendapat Ulama dan Ahli

🟩 a. Imam Al-Ghazali (Ihya’ Ulumiddin)

“Janganlah engkau berdebat kecuali untuk mencari kebenaran. Bila hanya ingin menang atau menjatuhkan lawan, maka itu penyakit hati.”
📘 (Ihya’ Ulumiddin, Juz 3)

➡️ Makna:
Debat yang tidak diniatkan untuk mencari kebenaran hanyalah kesia-siaan. Menulis nasehat dengan niat ikhlas jauh lebih bermanfaat.


🟩 b. Imam Syafi’i rahimahullah

“Aku tidak pernah berdebat dengan seseorang kecuali aku berharap kebenaran muncul di lisannya.”

📘 Penjelasan:
Tujuan debat mestinya mencari kebenaran, bukan adu argumen. Namun di dunia maya, niat ini sering hilang. Karena itu, Imam Syafi’i juga dikenal gemar menulis ilmu dan nasehat dalam bentuk risalah, bukan perdebatan panjang.


🟩 c. Nasihat Ulama Kontemporer (Syaikh Shalih Al-Fauzan)

“Zaman sekarang banyak orang sibuk membantah dan berdebat di dunia maya, padahal umat lebih butuh nasehat yang menenangkan, bukan perdebatan yang memecah.”


🟩 d. Pandangan Ahli Komunikasi Islam

Menurut Dr. Hamid Abdul Majid, dalam bukunya “Etika Komunikasi Muslim di Era Digital”, disebutkan:

“Tulisan nasehat di media sosial memiliki daya sebar dan daya tenang. Berbeda dengan perdebatan di grup yang hanya menguras emosi dan memperuncing perbedaan.”


🌼 5. Contoh Nyata

  1. Sibuk Berdebat:
    Dua orang di grup diskusi agama berdebat keras tentang hukum suatu ibadah. Akhirnya grup terpecah, sebagian keluar, dan ukhuwah rusak. Tidak ada ilmu yang bertambah, hanya dendam.

  2. Menulis Nasehat:
    Seorang anggota lain menulis status sederhana di media sosial:
    “Mari saling menghormati pendapat dan fokus memperbaiki diri. Allah lebih melihat keikhlasan daripada kemenangan dalam perdebatan.”
    Tulisan itu dibagikan ratusan kali dan menenangkan banyak orang.


🌙 6. Kesimpulan dan Hikmah

Aspek Berdebat di Chat Grup Menulis Nasehat di Medsos
Niat Sering ingin menang Ikhlas menebar kebaikan
Dampak Menimbulkan permusuhan Menebar ketenangan
Pahala Sedikit bahkan bisa dosa Bisa jadi amal jariyah
Contoh Rasulullah Jarang berdebat, lebih banyak menasehati dengan lembut Menulis dan menyebar hikmah

7. Penutup

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams: 9–10)

Menahan diri dari debat dan menulis nasehat adalah cara menyucikan jiwa, menebar manfaat, dan menjaga ukhuwah.



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama