🕌 Pembalasan Kecurangan Pasti Datang pada Waktunya
Tinjauan dari Perspektif Islam
Pendahuluan
Dalam kehidupan dunia, sering kali kita menyaksikan berbagai bentuk kecurangan: penipuan dalam perdagangan, manipulasi laporan, penyalahgunaan jabatan, hingga dusta yang menipu umat. Orang yang berbuat curang kadang tampak hidup senang dan bebas tanpa balasan. Namun, Islam menegaskan bahwa balasan atas kecurangan pasti datang, meskipun tidak segera. Allah adalah Al-‘Adl (Yang Maha Adil), dan keadilan-Nya tidak pernah luput.
Dalil Al-Qur’an
1. Surah Al-Muthaffifin [83]: 1–6
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ أَلَا يَظُنُّ أُولَٰئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ لِيَوْمٍ عَظِيمٍ يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah mereka yakin bahwa mereka akan dibangkitkan pada hari yang besar, yaitu hari ketika semua manusia berdiri di hadapan Tuhan semesta alam?" (QS. Al-Muthaffifin: 1–6)
🟢 Makna:
Kecurangan adalah bentuk pengkhianatan terhadap kejujuran dan keadilan. Allah memperingatkan dengan kata “wail” — yang berarti azab atau kecelakaan besar. Pelaku kecurangan mungkin lolos dari hukum manusia, tetapi tidak akan luput dari pengadilan Allah.
2. Surah Al-An’am [6]: 132
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِّمَّا عَمِلُوا ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Dan bagi masing-masing mereka derajat (balasan) sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”
🟢 Makna:
Tidak ada perbuatan sekecil apa pun yang luput dari pengetahuan Allah. Balasan ditetapkan sesuai kadar amal, dan waktunya bisa di dunia atau di akhirat.
3. Surah Ibrahim [14]: 42
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
“Dan janganlah engkau mengira bahwa Allah lalai terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Dia memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak.”
🟢 Makna:
Keterlambatan hukuman bukan berarti Allah membiarkan. Penundaan itu adalah ujian bagi yang dizalimi dan jebakan bagi pelaku kezaliman agar semakin nyata kesalahannya.
Hadits Nabi ﷺ
1.
عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ، فَإِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ"
(رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Musa r.a., Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah memberi kelonggaran kepada orang yang zalim, tetapi apabila Dia menghukumnya, Dia tidak akan melepaskannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
🟢 Makna:
Allah memberi kesempatan agar pelaku sadar dan bertaubat. Namun jika tetap membangkang, maka azab-Nya datang secara pasti dan tidak dapat dihindari.
2.
اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Takutlah kamu terhadap kezaliman, karena kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim)
🟢 Makna:
Setiap bentuk kecurangan adalah bagian dari kezaliman. Kegelapan di akhirat adalah simbol hilangnya cahaya iman dan kebinasaan amal.
Pandangan Ulama
🔹 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menulis dalam Madarij As-Salikin:
"Sesungguhnya Allah menegakkan negara yang adil walau kafir, namun tidak akan menegakkan negara yang zalim walau mengaku Islam."
Maknanya, kecurangan adalah benih kehancuran masyarakat dan bangsa.
🔹 Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menegaskan bahwa kecurangan adalah penyakit hati yang bersumber dari cinta dunia dan ketamakan. Obatnya adalah muraqabah (merasa diawasi Allah) dan zuhud terhadap dunia.
Contoh di Era Modern
Kecurangan kini muncul dalam bentuk baru:
- Laporan keuangan fiktif, markup anggaran.
- Kecurangan akademik, manipulasi data ilmiah.
- Ketidakjujuran dalam transaksi digital atau e-commerce.
- Penipuan publik melalui media sosial.
Meski pelaku tampak aman, jejak digital dan jejak dosa tidak pernah hilang dari catatan Allah.
Solusi dan Renungan
- Menanamkan kejujuran sejak dini.
- Meningkatkan pengawasan diri (muraqabah).
- Membangun sistem yang transparan dan akuntabel.
- Bertaubat dengan sungguh-sungguh bila pernah berbuat curang, karena pintu taubat masih terbuka.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar: 53)
Hikmah
- Kecurangan mungkin membawa untung sesaat, tapi menghancurkan keberkahan.
- Kejujuran membawa rezeki yang halal dan hati yang tenang.
- Balasan Allah datang dengan cara yang paling adil dan pada waktu yang paling tepat.
Penutup
Setiap kecurangan memiliki masa balasan. Bisa datang dalam bentuk kesempitan hidup, hilangnya keberkahan, atau kehinaan di hadapan manusia. Maka, orang beriman hendaknya bersabar dan yakin — keadilan Allah pasti datang tepat pada waktunya.
Daftar Pustaka
- Al-Qur’an al-Karim
- Shahih al-Bukhari, Kitab az-Zhulm
- Shahih Muslim, Kitab al-Birr
- Ibnul Qayyim, Madarij As-Salikin
- Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin
- Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an


Posting Komentar