4 PILAR MENYIKAPI MUSIBAH: ISTIRJA’, DOA, TA’AWWUN & MUHASABAH
Versi Ilmiah Buletin Dakwah Kontemporer
Pendahuluan: Musibah dalam Kerangka Teologi Islam
Musibah dalam Islam dipandang sebagai ujian (ibtilā’), peringatan (tadzkirah), sekaligus tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Semua musibah terjadi dalam lingkup qadha dan qadar.
Dalil Umum Tentang Musibah
-
﴿ مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ﴾
“Tidak ada musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11) -
﴿ مَآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ﴾
“Kebaikan dari Allah, keburukan dari dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa’: 79) -
Hadits:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Bukhari)
1. ISTIRJA’ — Respon Spiritual Pertama
Dalil Utama
﴿ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴾
“Orang-orang yang ketika ditimpa musibah berkata: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali.”
(QS. Al-Baqarah: 156)
Keutamaan Istirja’
Hadits dari Ummu Salamah:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ، فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي... إِلَّا أَخْلَفَهُ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Tidaklah seorang Muslim ditimpa musibah lalu membaca apa yang Allah perintahkan dan berdoa… melainkan Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.” (HR. Muslim)
Analisis Ilmiah
Dalam psikologi Islam, istirja’ berfungsi sebagai:
- Spiritual grounding: menenangkan pusat emosional otak (amygdala).
- Cognitive reframing: memandang bencana dengan makna ilahiah.
- Emotional stability: mengurangi trauma awal.
2. DOA — Energi Spiritual Pemulih Individu dan Komunitas
Dalil Al-Qur’an
-
﴿ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ﴾
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.” (QS. Ghafir: 60) -
﴿ أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ ﴾
“Siapa yang mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan?” (QS. An-Naml: 62)
Hadits
الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ
“Doa adalah inti ibadah.” (HR. Tirmidzi)
لاَ يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلاَّ الدُّعَاءُ
“Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa.” (HR. Tirmidzi, hasan)
Analisis Ilmiah
Kajian Islamic Crisis Psychology menunjukkan:
- Doa mengaktifkan sistem ketenangan (parasympathetic system).
- Meningkatkan resilience dan mengurangi kecemasan.
- Membangun kepercayaan sosial—masyarakat korban merasa tidak ditinggalkan.
3. TA’AWUN — Tolong-Menolong sebagai Terapi Sosial
Dalil Al-Qur’an
﴿ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ﴾
“Tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa.” (QS. Al-Maidah: 2)
Hadits
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang mukmin bagi mukmin lain seperti bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)
مَنْ فَرَّجَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً... فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً
“Siapa meringankan kesulitan seorang mukmin, Allah akan meringankan kesulitannya.” (HR. Muslim)
Analisis Sosiologi Bencana
Dalam studi pemulihan masyarakat:
- Ta’awun mempercepat stabilitas komunitas.
- Mengurangi risiko PTSD (trauma jangka panjang).
- Menghidupkan ekonomi lokal lebih cepat.
- Memperkuat jaringan sosial (social capital)—faktor utama keberhasilan pemulihan pascabencana.
4. MUHASABAH — Introspeksi untuk Memperbaiki Diri dan Umat
Dalil Al-Qur’an
-
﴿ وَمَآ أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ ﴾
“Musibah yang menimpa kalian adalah akibat ulah tangan kalian sendiri.”
(QS. Asy-Syura: 30) -
﴿ ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ ﴾
“Kerusakan di darat dan laut terjadi karena ulah manusia.” (QS. Ar-Rum: 41) -
﴿ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ ﴾
“Allah tidak akan mengubah suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Hadits
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ
“Orang cerdas ialah yang mampu mengoreksi dirinya.” (HR. Tirmidzi)
Analisis Ilmiah
Muhasabah adalah:
- evaluasi moral → memperbaiki hubungan dengan Allah
- evaluasi sosial → memperbaiki interaksi, amanah, keadilan
- evaluasi ekologis → memperbaiki perilaku merusak lingkungan
- evaluasi spiritual → meningkatkan kualitas ibadah
Musibah menjadi rahmat bila melahirkan perubahan. Tetapi menjadi hukuman bila manusia tetap lalai.
Integrasi Empat Pilar dalam Kerangka Dakwah Kontemporer
Empat pilar ini membentuk respon komprehensif terhadap musibah:
| Pilar | Fokus | Dampak |
|---|---|---|
| Istirja’ | Tawakkal & ketenangan | Menguatkan iman |
| Doa | Ikhtiar spiritual | Ketenangan batin & harapan |
| Ta’awun | Solidaritas sosial | Pemulihan cepat |
| Muhasabah | Perbaikan diri & masyarakat | Reformasi moral |
Model ini sesuai dengan metodologi dakwah modern:
Teologis (dalil) + psikologis + sosiologis + spiritual transformatif.
Penutup
Musibah menjadi pelajaran, bukan keputusasaan;
penghapus dosa, bukan kehancuran;
pemicu taubat, bukan alasan marah kepada takdir.
Dengan istirja’, doa, ta’awwun, dan muhasabah—umat membangun ketangguhan iman dan ketahanan sosial.
Daftar Pustaka Ringkas
- Al-Qur’an Al-Karim & Tafsir Al-Tabari
- Ibnul Qayyim, Zad al-Ma’ad
- Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin
- Yusuf Al-Qaradhawi, Fiqh al-Aulawiyyat
- Al-Raghib Al-Ashfahani, Ad-Dhari’ah ila Makarim asy-Syari’ah
- Journal of Islamic Psychology
- Journal of Disaster & Social Recovery


Posting Komentar