Istiqamah dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap Keturunan Palsu Nabi ﷺ



🕌 Istiqamah dalam Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap Keturunan Palsu Nabi ﷺ

Pendahuluan

Fenomena munculnya keturunan palsu Nabi ﷺ bukan hal baru. Sejarah mencatat, ada segelintir orang yang mengaku sebagai dzurriyyah Rasulullah ﷺ demi mendapatkan kemuliaan sosial dan kepercayaan umat. Padahal, mengaku nasab tanpa hak adalah dosa besar dan bentuk penipuan terhadap agama.

Dalam menghadapi hal ini, umat Islam tidak boleh diam. Amar ma’ruf nahi munkar harus ditegakkan secara istiqamah, tanpa takut celaan atau tekanan sosial.


Makna Istiqamah

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(QS. Al-Ahqāf [46]: 13)

Istiqamah berarti teguh dalam pendirian dan konsisten di atas kebenaran meski menghadapi berbagai rintangan.


Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Tugas yang Tak Pernah Usai

Allah memerintahkan umat Islam untuk selalu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Āli ‘Imrān [3]: 104)

Menegur kebohongan nasab palsu termasuk bentuk nahi munkar, sebab kebohongan tersebut menyesatkan umat dan merusak kepercayaan terhadap garis keturunan suci Rasulullah ﷺ.


Bahaya Keturunan Palsu Nabi ﷺ

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan dengan tegas:

مَنِ انْتَسَبَ إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ
“Barang siapa mengaku nasab kepada selain ayahnya padahal ia tahu, maka surga haram baginya.”
(HR. al-Bukhārī dan Muslim)

Keturunan palsu yang menipu umat demi kehormatan duniawi akan mendapat laknat Allah di dunia dan akhirat. Maka umat wajib menolak dan menegur dengan cara hikmah dan ilmiah.


Istiqamah Menegakkan Kebenaran

Menegur kebatilan tidak selalu mudah. Kadang akan dicaci, dijauhi, bahkan difitnah. Namun istiqamah menjadi kunci kemenangan dakwah.

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas.”
(QS. Hūd [11]: 112)

Ulama salaf berkata: “Istiqamah lebih berat daripada seribu karamah.” Karena mempertahankan kebenaran dalam gelombang kebatilan membutuhkan keteguhan hati yang luar biasa.


Penutup

Menghadapi keturunan palsu Nabi ﷺ bukan soal permusuhan pribadi, tetapi soal menjaga kemurnian agama dan kehormatan Rasulullah ﷺ.
Istiqamah dalam amar ma’ruf nahi munkar berarti setia membela kebenaran tanpa pamrih dunia.

وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Kewajiban kami hanyalah menyampaikan (kebenaran) dengan terang.”
(QS. Yāsīn [36]: 17)


📚 Catatan Kaki & Referensi

  1. QS. Al-Ahqāf [46]: 13
  2. QS. Āli ‘Imrān [3]: 104
  3. HR. al-Bukhārī no. 6768, Muslim no. 1370
  4. QS. Hūd [11]: 112
  5. Tafsir Ibn Katsir dan Riyādhus Shālihīn, bab Istiqāmah


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama