Keutamaan Cari Rezki Halal

 

Keutamaan mencari rezeki yang halal lengkap dengan dalil Al-Qur’an dan hadits (teks Arab + terjemahan), serta penjelasan dan maknanya:


🌿 I. Dalil dari Al-Qur’an

1. Surah Al-Baqarah ayat 168

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya:
“Wahai sekalian manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 168)

Penjelasan:
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memerintahkan manusia mencari dan mengonsumsi rezeki yang halal (sesuai syariat) dan ṭayyib (baik, bersih, bermanfaat). Mencari rezeki dengan cara haram disamakan dengan mengikuti langkah setan.


2. Surah Al-Jumu‘ah ayat 10

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya:
“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Jumu‘ah [62]: 10)

Penjelasan:
Ayat ini menegaskan bahwa mencari rezeki setelah beribadah juga merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah. Islam tidak melarang bekerja, bahkan menganjurkannya dengan tetap menjaga kehalalan dan mengingat Allah.


3. Surah Al-Mulk ayat 15

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Artinya:
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
(QS. Al-Mulk [67]: 15)

Penjelasan:
Ayat ini menunjukkan bahwa usaha dan kerja keras mencari rezeki halal adalah bentuk tawakal yang benar — karena Allah memerintahkan manusia berusaha di muka bumi.


🌸 II. Dalil dari Hadits Nabi ﷺ

1. Hadits Riwayat Al-Bukhari

عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِ كَرِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ»

Artinya:
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib ra, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil dari usaha tangannya sendiri. Dan sungguh Nabi Allah Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”
(HR. Al-Bukhari, no. 2072)

Penjelasan:
Hadits ini menunjukkan kemuliaan bekerja dengan tangan sendiri dan mencari rezeki halal. Bahkan Nabi Dawud ‘alaihis-salām—seorang raja—pun tetap bekerja.


2. Hadits Riwayat At-Thabrani

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا»

Artinya:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi kalian rezeki seperti burung: pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”
(HR. At-Tirmidzi, no. 2344)

Penjelasan:
Hadits ini menegaskan bahwa tawakal tidak berarti pasrah tanpa usaha, tetapi harus disertai ikhtiar mencari rezeki yang halal sebagaimana burung keluar dari sarangnya untuk mencari makan.


3. Hadits Riwayat Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi

«طَلَبُ الْحَلَالِ فَرِيضَةٌ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ»

Artinya:
“Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban setelah (menunaikan) kewajiban (ibadah).”
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Penjelasan:
Hadits ini menegaskan bahwa mencari nafkah yang halal bukan sekadar kebolehan, melainkan kewajiban syar’i setelah menunaikan ibadah seperti salat, zakat, dan lainnya.


🌾 III. Keutamaan Mencari Rezeki Halal

  1. Mendapatkan keberkahan dari Allah
    → Rezeki yang halal membawa ketenangan dan keberkahan hidup.
    (QS. Al-Baqarah: 172)

  2. Didoakan oleh para malaikat
    Rasulullah ﷺ bersabda:

    “Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik dari hasil jerih payahnya sendiri.”
    (HR. Bukhari)

  3. Menjadi ibadah jika diniatkan karena Allah
    → Ketika seseorang bekerja untuk menafkahi keluarga dengan niat ibadah, maka setiap langkahnya bernilai pahala.

  4. Menjauhkan diri dari doa yang tertolak
    → Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan tentang seseorang yang berdoa namun makanannya haram, pakaiannya haram — maka doanya tidak dikabulkan.


🌼 Kesimpulan

Mencari rezeki yang halal adalah perintah Allah, sunnah para nabi, dan kewajiban bagi setiap muslim. Dengan menjaga kehalalan usaha dan makanan, seorang hamba akan mendapat keberkahan, ketenangan hati, dan dikabulkan doanya.




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama