Jangan Kecewa Bila Dakwahmu Ditolak — Sebab Hidayah Hanya Milik Allah


 


🌿 Jangan Kecewa Bila Dakwahmu Ditolak — Sebab Hidayah Hanya Milik Allah

Oleh: Drs. Hamzah Johan Lubis al-Batahany


Pengantar

Dalam perjalanan dakwah, tidak semua orang akan menerima seruan kita. Kadang, dakwah yang disampaikan dengan penuh kelembutan dan niat tulus pun tetap ditolak, bahkan dibalas dengan cemoohan. Namun, seorang pendakwah sejati tidak boleh kecewa. Sebab, tugasnya hanyalah menyampaikan, sedangkan hidayah sepenuhnya urusan Allah.


Landasan Al-Qur’an

📖 QS. Al-Qashash [28]: 56

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:
“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak dapat memberi hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki; dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”

Ayat ini menjadi penghibur hati Nabi ﷺ ketika pamannya, Abu Thalib, wafat tanpa beriman. Bahkan Nabi yang paling mulia pun tidak mampu memberikan hidayah kepada orang yang paling dicintainya. Maka siapa kita yang bisa memaksa manusia untuk menerima kebenaran?


📖 QS. Al-Mā’idah [5]: 105

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; orang yang sesat tidak akan memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk.”

Ayat ini menegaskan bahwa setelah seorang da’i melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan benar, penolakan orang lain tidak akan membahayakan dirinya.


Hadis Nabi ﷺ

إِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ، وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ
(HR. Thabarani)
Artinya:
“Tugasmu hanyalah menyampaikan (kebenaran), dan urusan perhitungan adalah hak Kami (Allah).”

Hadis ini menjelaskan prinsip utama dakwah: tabligh (menyampaikan) bukan taufiq (memberi hidayah).


Pandangan Ulama Klasik

  • Imam al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulumuddin menulis:

    “Janganlah seorang da’i berharap setiap orang menerima ucapannya, sebab hati manusia berada di tangan Allah yang membolak-balikkan hati.”

  • Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan makna QS. Al-Qashash:56:

    “Hidayah taufiq hanyalah milik Allah. Rasul hanya memberi hidayah dalam bentuk penjelasan dan penyampaian.”


Pandangan Ulama Kontemporer

  • Syekh Yusuf al-Qaradawi dalam Fiqh ad-Da‘wah mengatakan:

    “Dakwah bukanlah paksaan, tetapi ajakan yang penuh kasih sayang. Bila setelah diajak mereka menolak, maka biarkan Allah yang mengurus hati mereka.”

  • Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menulis:

    “Kita hanya menanam benih dakwah. Hanya Allah yang menumbuhkan iman dalam hati manusia.”


Teladan dari Para Nabi

  • Nabi Nuh ‘alaihissalam berdakwah selama 950 tahun, namun hanya sedikit pengikutnya. Beliau tetap sabar, karena memahami bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, bukan memaksa.

  • Nabi Muhammad ﷺ tetap mendakwahi Abu Thalib hingga akhir hayatnya. Namun Allah tidak menakdirkan keimanan baginya — bukti bahwa hidayah bukan di tangan Rasul sekalipun.


Hikmah dan Pelajaran

  1. Dakwah adalah kewajiban, bukan perlombaan hasil.
    Yang dinilai Allah adalah usaha dan keikhlasan, bukan jumlah orang yang menerima.

  2. Menolak dakwah bukan tanda kegagalan da’i.
    Nabi pun pernah ditolak, bahkan oleh kaumnya sendiri.

  3. Ikhlas dan sabar adalah kunci sukses dakwah.
    Allah menilai kesungguhan, bukan popularitas.

  4. Doakan, bukan benci.
    Rasulullah ﷺ bersabda ketika kaum Quraisy menolak dakwah beliau:

    اللَّهُمَّ اهْدِ قَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
    “Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka belum mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Fenomena Modern

Di era digital, sebagian da’i mudah kecewa bila dakwahnya di media sosial tidak viral, atau mendapat komentar negatif. Padahal, dakwah sejati tidak diukur dari jumlah penonton, melainkan dari ketulusan niat. Setiap kalimat kebenaran yang diucapkan dengan ikhlas akan menjadi cahaya, meski hanya menyentuh satu hati.


Penutup

Dakwah bukan tentang hasil, tapi tentang kesungguhan dan keikhlasan. Jika setelah amar ma’ruf nahi munkar mereka menolak, jangan kecewa. Hidayah bukan urusan kita — itu hak prerogatif Allah.

“Tugasmu hanyalah menyampaikan, dan Allah-lah yang menumbuhkan hidayah di hati manusia.”



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama