ETOS KERJA DALAM ISLAM

 


ETOS KERJA DALAM ISLAM

=====Kerangka Materi=====

Etos kerja itu adalah semangat bekerja

1. Kenapa harus bersemangat ?

Karena Allah dan rasulullah perintahkan,

Al-Jumu'ah 62:10

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.

Rasulullah SAW bersabda:

اعْـمَـلْ لِـدُنْـيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِـيْشُ اَبَـدًا وَاعْـمَـلْ لِاخِـرَتِكَ كَأَنَّكَ تَـمُوْتُ غَـدًا
(رواه  الـبيهقى)

Artinya : “Bekerjalah untuk duniamu seolah - olah kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”.(HR. Al-Baihaqi)

2. Apa hukum bekerja itu dalam Islam?

Ada 5 tingkatan hukum bekerja, yakni:
1. Wajib, sebab primer
2. Sunnat, sebab skunder
3. Mubah, sebab lux
4. Makruh, jika sia-sia
5. Haram, jika mudarat

Tingkatan hukum bekerja itu dipengaruhi juga oleh 3 hal:
1. Perbuatan kerjanya
2. Benda yang dikerjakan
3. Dampak hasil kerjanya

3. Apa bukti semangat atau kesungguhan kita bekerja ?
Selesai suatu urusan, sungguh-sungguh mengerjakan lainnya.

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8)

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. An-Nasyrah:7-8)

4. Untuk apakah hasil kerja kita itu ?

Untuk mendapat pahala akhirat dan kebahagiaan dunia

Al-Qasas 28:77

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَاۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Wallahu a'lam

Batam, 12 Ramadhan 1444 H./
Drs. Hamzah Johan


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama