Fenomena Hilangnya Rasa Takut Berbuat Zalim



🕌 Fenomena Hilangnya Rasa Takut Berbuat Zalim

Versi Ilmiah Buletin Dakwah Kontemporer


🌿 Pendahuluan

Dalam sejarah peradaban manusia, rasa takut kepada Allah merupakan benteng utama yang menjaga manusia dari berbuat zalim. Namun di era modern, fenomena hilangnya rasa takut berbuat zalim kian nyata. Banyak orang merasa tenang berbuat curang, menipu, mengambil hak orang lain, bahkan menzalimi rakyat tanpa rasa bersalah. Padahal, hilangnya rasa takut ini merupakan tanda lemahnya iman dan penyakit hati yang berbahaya bagi individu maupun masyarakat.


📖 Landasan Al-Qur’an

قَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-Hasyr: 16)

Ayat ini menggambarkan karakter orang beriman yang memiliki rasa takut (khauf) kepada Allah, bukan karena takut kepada makhluk, melainkan takut akan murka dan keadilan-Nya. Rasa takut inilah yang menjadi pengontrol moral tertinggi.

Sedangkan orang yang kehilangan rasa takut, disebut dalam Al-Qur’an sebagai orang yang hatinya keras dan tertutup dari peringatan Allah (QS. Az-Zumar: 22).


🧠 Analisis Psikologis dan Sosial

Dari perspektif psikologi moral, hilangnya rasa takut berbuat zalim terjadi karena tiga faktor utama:

  1. Desensitisasi moral – Sering melihat kezaliman tanpa reaksi menjadikan hati kebal terhadap dosa.
  2. Pembenaran diri (self-justification) – Pelaku zalim meyakini perbuatannya benar demi kepentingan pribadi atau kelompok.
  3. Ketumpulan spiritual – Kurangnya dzikir, shalat, dan tafakur menyebabkan nurani mati, hingga dosa terasa ringan.

Sementara dari sisi sosiologis, fenomena ini diperparah oleh budaya permisif, krisis keteladanan pemimpin, dan hilangnya keadilan sosial.


🕌 Pandangan Ulama

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menegaskan:

“Jika hati telah keras dan tidak lagi takut kepada Allah, maka manusia akan berani menzalimi sesamanya, dan itu tanda bahwa Allah telah mencabut cahaya hidayah dari hatinya.”

Sedangkan Ibnul Qayyim menulis dalam Ad-Da’ wad Dawa’:

“Rasa takut kepada Allah adalah penjaga yang paling kuat dari perbuatan dosa. Bila ia hilang, semua batasan akan diterobos.”


⚖️ Dampak Hilangnya Rasa Takut

  1. Munculnya pemimpin zalim yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan diri.
  2. Rusaknya sistem keadilan — hukum dipermainkan demi kepentingan pribadi.
  3. Hilangnya rasa aman di masyarakat karena kezaliman dianggap biasa.
  4. Turunnya keberkahan — sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

    “Sesungguhnya umatku akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menegakkan amanah dan menunaikan janji, tetapi bila mereka telah berbuat zalim, maka kehancuran menanti mereka.”
    (HR. Ahmad, no. 12507)


🌱 Solusi dan Renungan

  1. Menanamkan rasa muraqabah (pengawasan Allah) sejak dini.
  2. Meningkatkan ibadah hati seperti dzikir, tadabbur, dan introspeksi diri.
  3. Membangun budaya takut berbuat salah, bukan karena manusia, tetapi karena Allah.
  4. Pemimpin dan tokoh publik harus menjadi teladan dalam kejujuran dan keadilan.

Penutup

Fenomena hilangnya rasa takut berbuat zalim bukan sekadar krisis moral individu, tetapi juga tanda melemahnya iman kolektif suatu bangsa. Bila rasa takut kepada Allah kembali hidup dalam hati umat, maka keadilan, kedamaian, dan keberkahan akan kembali menghiasi kehidupan.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَخَافُكَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِيَّةِ
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang takut kepada-Mu, baik dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan.”


📚 Daftar Pustaka

  1. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, Beirut: Dar al-Fikr.
  2. Ibnul Qayyim, Ad-Da’ wad Dawa’, Maktabah Al-Ma’arif.
  3. Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya, Depag RI.
  4. Hadis Riwayat Ahmad, no. 12507.
  5. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Mizan.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama