MUSIBAH MENJADI LAKNAT ATAU NIKMAT ?


 MUSIBAH MENJADI LAKNAT ATAU NIKMAT

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

“Dan sungguh akan Kami berikan coba’an kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (Al Baqarah, 155-156).

MUSIBAH artinya segala sesuatu yang menimpa dan menggelisahkan manusia, seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan kematian.
Hal itu sesuai dengan Al Baqarah, 155-156.

Pada dasarnya musibah itu sudah ditetapkan oleh Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23).

MUSIBAH ADA DUA NILAI

1. Bernilai Laknat
2. Bernilai Nikmat

Ketika seseorang ditimpa musibah kematian dalam kondisi husnul Khatimah, maka kematian tersebut baginya bernilai nikmat. Sebaliknya musibah bernilai su-ulkhotimah, maka musibah tersebut bernilai laknat.

TANDA-TANDA ORANG YANG MENDAPTKAN MUSIBAH SEBAGAI NIKMAT; Kalau wafat husnul khotimah, jika masih hidup segera ia ucapkan kalimat istirja', lalu bertaubat, beriman, beramal sholih.

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (Al Baqarah,156).

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْـًٔا

Kecuali orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dizhalimi (dirugikan) sedikit pun, (Maryam 19:60)

TANDA-TANDA ORANG DAPAT MUSIBAH SEBAGAI LAKNAT ; jika dia wafat su-ulkhotimah, jika masih hidup mengeluh, mengumpat, putus asa,

وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦۖ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ كَانَ يَـُٔوسًا

Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa. (Al-Isra' 17:83)

KESIMPULAN :

1. Musibah itu apa saja yang menimpa seseorang yang tidak menyenangkan.

2. Musibah itu sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.

3. Musibah itu bisa menjadi laknat atau menjadi nikmat sesuai keadaan seseorang itu


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama